ATAS

Kamis, 26 Oktober 2017

WASPADA BATUK DARAH PADA ANAK

WASPADA BATUK PADA ANAK (BATUK YANG DISERTAI DARAH)
Batuk darah adalah keluarnya darah atau lendir bercampur darah pada saat batuk. Batuk darah yang terjadi pada seorang anak, biasanya akan membuat orangtua menjadi cemas dan kuatir. Orangtua langsung menduga-duga adanya suatu keadaan yang serius atau berbahaya yang terjadi pada anaknya.  Tidak jarang mereka mengaitkan dengan penyakit yang sering menjadi penyebab batuk darah pada pasien dewasa, yaitu tuberkulosis (TB) atau yang dahulu dikenal sebagai TBC.



Pada banyak kejadian, sebenarnya yang terjadi bukan hal yang serius. Sumber darah yang keluar saat batuk sering kali adalah perlukaan dinding permukaan saluran napas oleh aliran udara yang cepat dan kuat saat terjadi batuk. Pada keadaan demikian tidak perlu dilakukan tindakan pemeriksaan maupun terapi khusus. Anak yang mengalami mimisan, sebagian darahnya dapat terhirup yang kemudian menimbulkan refleks batuk, sehingga dikira batuk darah. Batuk darah juga dapat dirancukan dengan muntah darah. Terdapat perbedaan antara batuk darah dengan muntah darah. Pada batuk darah warna darah merah segar, dapat berbusa, dan biasanya tercampur dengan lendir / dahak. Sedangkan muntah darah, warnanya lebih tua / hitam, dan biasanya tercampur dengan makanan.
Pada sebagian kecil kasus, batuk darah mungkin saja sebagai tanda adanya kelainan / gangguan / penyakit pada sistem organ pernapasan atau organ lain.  Pada jenis ini, batuk darah biasanya didahului oleh berbagai gejala dan tanda yang sudah berlangsung cukup lama sebelum terjadinya batuk darah. Pasien sudah mengeluh batuk lama atau berulang, ada gangguan gizi, pasien sering mengalami sakit dan sebagainya. Jadi batuk darah yang ‘serius’ tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Sistem organ pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu salurannya mulai dari hidung tenggorokan hingga percabangan saluran napas yang disebut bronkus, yang berlanjut ke saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Bagian kedua adalah jaringan paru tempat terjadinya pertukaran gas. Sumber darah pada batuk darah dapat berasal dari manapun mulai dari hidung hingga paru. Pasien yang mengalami mimisan, darahnya dapat terhisap ke bagian belakang dan kemudian dibatukkan keluar.  Makin bawah sumber perdarahannya, makin serius penyakit yang terjadi.
Penyebab batuk darah pada anak sangat bervariasi. Infeksi saluran napas bagian atas (laringitis, trakeitis) hingga bagian bawah (bronkitis, pneumonia) dapat menjadi sumber batuk darah. Terhirupnya benda asing ke dalam saluran napas juga dapat menjadi penyebab batuk darah. Seperti kita ketahui anak balita terutama di bawah dua atau tiga tahun gemar memasukkan benda apa saja ke hidung atau mulut. Jika pasien kemudian tersedak, benda ini dapat terhirup masuk ke saluran napas, melukai dinding saluran napas dan merangsang timbulnya batuk.
Penyakit ganguan pembekuan darah juga dapat menyebabkan terjadinya batuk darah. Penyakit jantung bawaan dengan berbagai variannya dapat menyebabkan terjadinya batuk darah. Bronkiektasis adalah penyakit berupa pelebaran abnormal akibat rusaknya dinding saluran napas. Pasien dengan bronkiektasis biasanya mengalami batuk berulang dengan dahak yang produktif. Rusaknya dinding saluran napas ini dapat mengenai pembuluh darah sehingga pasien mengalami batuk darah. Penyakit tuberkulosis (TB) paru pada anak juga dapat menyebabkan batuk darah, walaupun kejadiannya jarang. Ini biasanya terjadi pada anak yang agak besar di atas 12 tahun.
Jika memang batuk darah diduga karena adanya penyakit yang serius, maka pemeriksaan awal yang perlu dilakukan adalah foto Rontgen dada.  Pemeriksaan ini dapat membantu mengetahui beberapa penyakit / kelainan di sistem organ pernapasan. Bila foto polos (biasa) belum dapat menemukan kelainan penyebab, dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan yang lebih akurat hasilnya. Pemeriksaan fungsi perdarahan dan pembekuan darah juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan fungsi darah sebagai penyebab. Jika diduga adanya kelainan jantung, maka evaluasi khusus jantung perlu dilakukan seperti pemeriksaan ekokardiografi. Bila belum ditemukan penyebab yang jelas, pemeriksaan selanjutnya adalah dengan pemeriksaan bronkoskopi (teropong saluran napas) yang dapat melihat dan mengevaluasi secara langsung ke dalam saluran napas.
Beratnya batuk darah dilihat dari jumlah yang keluar dalam satu hari. Disebut ringan bila jumlahnya kurang dari 200 mL, dan berat bila lebih daripada itu. Batuk darah yang ringan dapat ditatalaksana rawat jalan, sedang yang berat perlu rawat inap. Tiga hal utama yang perlu dilakukan adalah menghentikan perdarahan, mencegah terhirupnya kembali (aspirasi) cairan darah ke dalam saluran napas, dan mengobati penyakit dasarnya.
Batuk darah pada anak umumnya ringan bukan masalah serius dan akan membaik dengan sendirinya. Oleh karena itu orangtua tidak perlu panik bila mendapatkan anaknya mengalami batuk darah. Evaluasi sederhana biasanya mencukupi dan tidak diperlukan prosedur medis lebih lanjut. Pasien cukup menjalani layanan rawat jalan, yang diperlukan adalah pengamatan keadaan anaknya. Umumnya kejadian batuk darah tidak akan berlanjut. Pada beberapa kasus yang terbatas, batuk darah merupakan masalah medis serius yang memerlukan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut di rumah sakit.

Perlukan di rontgen
Orangtua sering membawa anak dengan keluhan batuk ke dokter dan bertanya apakah perlu diperiksa lebih lanjut. Risih mendengar suara batuk dan kasihan, begitulah alasan orangtua. Tak jarang di antara mereka yang khawatir kalau anak terserang ‘flek paru’ (istilah awam yang keliru untuk tuberkulosis paru). Rasa khawatir itu pula mendorong orangtua meminta (terkadang memaksa) dokter untuk melakukan Rontgen dada.
 Harus dipahami bahwa batuk adalah refleks spontan pertahanan tubuh ketika ada zat asing yang masuk ke saluran pernapasan. Zat asing tersebut akan merangsang reseptor “saklar”) batuk yang ada di sel napas.Andaikan tidak ada refleks batuk, zat asing akan menumpuk di saluran pernapasan dan mengakibatkan penyakit. Oleh karena itu, batuk dapat dianalogikan sebuah alarmdetektor asap. Ketika alarm berbunyi, yang harus dimatikan adalah sumber asap bukan bunyi alarm. Batuk juga akan timbul bila ada penyebab yang menyebabkan timbulnya peradangan di sel napas seperti infeksi saluran napas, asma, dan lain- lain.

Rontgen dada adalah salah satu alat sederhana untuk mendeteksi penyebab dari batuk, namun tidak berarti semuanya dapat terdeteksi. Rontgen bekerja dengan menggunakan radiasi sinar X. Cara pengoperasiannya tidak menyakitkan. Efek samping terkesan minim, namun bagaimanapun paparan radiasi sinar X berlebihan (tidak sesuai indikasi) dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh yang sehat. Kontroversi mengenai efek samping sinar X masih berlanjut hingga saat ini.
Dokter akan mempertimbangkan Rontgen dada bila batuk kronik (lebih dari 2 minggu) dan terdapat tanda bahaya napas seperti napas cepat, sesak napas, biru di bibir/kuku, dan batuk panjang seperti menggonggong. Rontgendada juga diperlukan bila dokter mencurigai ada trauma dada dan kelainan jantung pada anak. Hasil pemindaian dada tersebut akan tercetak di sebuah film. Dokter akan menginterpretasinya, kemudian mencocokan dengan gejala dan temuan fisis pada anak sehingga membantu menegakkan atau menyingkirkan diagnosis.

Dengan demikian, Rontgen dada hanya alat bantu dan tidak rutin dilakukan ketika anak batuk. Riwayat perjalanan penyakit dengan segala keluhan terlibat dan pemeriksaan oleh dokter lebih utama.
SUMBER : IDAI/seputar/kesehatan/anak/batuk/darah/pada/anak

Tidak ada komentar:

POSTING UNGGULAN

7 Wanita ini Cantiknya Luar Biasa Ternyata Mereka Sebenarnya Adalah Transgender Thailand

Sumber: style.tribunnews.com Mumpung sedang ramai-ramainya isu LGBT di media televisi. Ya memang isu LGBT masih sangat sensitif di indon...